Beberapa bulan ini banyak sekali headline mengenai tiket mudik. Banyak dari teman saya bela-belain untuk antri di stasiun kereta api atau rela begadang hanya untuk mantengin siapa tahu ada tiket promoan lewat. Sampai sebegitu euphoria teman-teman saya bahkan semua orang di Indonesia dalam menghadapi pembelian tiket lebaran nanti. Dulunya waktu masih jadi pekerja korporasi sih alhamdulillah saya nggak gitu mikir soal tiket lebaran, karena pas lebaran datang saya nggak kena dampak dengan naiknya harga atau tingginya harga tiba-tiba tiket transportasi pas musim mudik bakalan datang, karena kantor akan mengganti besaran nilai tiket saya. Makanya selama beberapa tahun jauh dari kampung halaman, saya belum pernah merasa bingung pas mau bepergian terlebih ketika akan pulang menjelang lebaran.
Nah berbeda dengan pengalaman saya, si adek ini kemarin begitu hectic ketika akan memesan tiket pulang. Dia bingung harus membeli tiket dimana dan sebagainya. Hal yang terpikirkan ketika mendengar tiket pasti ke agen travel bukan. Nah tapi si adek ini takut nanti ditipu atau yang lainnya hingga saya sadar bahwa beberapa bulan yang lalu saya tiba-tiba ditelepon sama teman bahwa dia harus dadakan tugas keluar kota dan menanyakan saya sedang ada dimana. Ketika saya bilang saya sedang ada di Alfamart saya diminta tolong teman saya untuk bookingin tiket pesawat saat itu. Saya waktu itu ragu juga sih karena biasanya diurusin kantor jadi saya tidak tahu apakah di Alfamart bisa beli tiket pesawat atau tidak.
Beruntungnya mbak-mbak Alfamart memberi tahu bahwa saya bisa membeli tiket pesawat di Alfamart. Buru-buru saya menanyakan mengenai identitas teman saya dan melakukan transaksi. VOILA tiket sudah ditangan. Nah mengingat kejadian tersebut saya langsung memberi tahu si adek untuk beli tiket mudik di Alfamart. Kebetulan Alfamart hanya berjarak kurang dari satu kilometer atau dengan waktu tempuh kurang dari sepuluh menit dari kostnya.
Beberapa saat setelah saya menyuruhnya untuk beli tiket mudik di Alfamart, dia memberi tahu bahwa sudah mengantongi tiket mudiknya. Syukurlah batin saya. Dia agak riweuh dalam membeli tiket mudik karena biasanya saya yang mengakomodir semuanya karena ketika mudik kita selalu bersama-sama. Namun karena status baru saya, tentuk kota mudik saya juga berubah jadi tidak bisa bersama pulangnya.
Oh iya ngomong-ngomong soal mudik, mudik menurut kalian apa sih maknanya? Kalau menurut saya mudik adalah makan. Kenapa mudik itu makan karena karena pas mudik pasti saya bakalan nemuin makanan-makanan khas kampung halaman yang selama ini bikin saya kangen rasanya. Ya karena biasanya sih si tante saya, sebelum saya berangkat pulang ke kampung halaman selalu nanya-nanya ke saya mau makan apa atau lagi pengen apa. Jadi gitu sampek ya tinggal pilih doang lah itu masakan rumah khas kampung halaman saya (yang beneran kampung sih karena memang saya orang desa :p). Haduh baru nulis gini aja udah kebayang makan makanan yang saya kangenin seperti kare rajungan, pelas palang, sayur asem-asem, sayur ikan pari, cumi, udang dan lainnya. Oh iya kota asal saya kaya akan hasil laut jadi wajar lah ya kalau wishlist makanan saya seafood semua 😀
Meskipun sekarang saya nggak jauh-jauh amat dari kampung halaman, tapi tetep sih nggak bisa sering mudik karena jadwal kerja suami dan beberapa hal lain. Emang masih lebih sering sekarang ketimbang dulu. Terus sampek sekarang juga masih gitu, kalau ngabarin mau pulang kampung mesti tante-tante saya pada nanyain pengin makan apa alhasil selalu balik Surabaya dengan perut kenyang dan beberapa rantang makanan.
Pokoknya tante-tante pada tahu aja kalau saya mau balik, pasti di meja makan ada banyak menu yang yummy-yummy. Seafood penuh kolesterol? Ya kan nggak tiap hari juga makannya. Berbeda dengan saya yang mendefinisikan pulang dengan makan, adek saya mendefinisikan pulang dengan uang. Dimana ketika pulang maka dia akan mendapatkan tambahan uang saku. Dua pemikiran berbeda dari dua orang yang lahir dari rahim yang sama :p
Lalu definisi kalian mengenai mudik apa?