Dari minggu lalu kepikiran buat makan iga penyet, tapi di rumah lagi ngga ada iga dan saya lagi males bikinnya hehe, habis paling makan sendiri doang juga. Iga penyet adalah salah satu comfort food saya, meskipun lagi nggak doyan makan jadinya tetep makan dengan semangat kalau ada si iga penyet ini :p (err oke entah karena comfort food atau karena doyan memang beda tipis).
Sebenarnya menu favorit saya kalau ke resto iga penyet sejenis ya iga + otot penyet.
Baca juga: Warung Leko Malang Sudah Tutup
Cuma nggak tahu deh kenapa kok ya susah banget pesen menu itu setiap kali mampir ke resto iga penyet yang saya maksudkan itu. Seringnya kosong, entah memang nggak ada stocknya atau habis entahlah. Yang jelas terakhir kali saya makan menu iga + otot penyet itu waktu di Malang, sekian tahun yang lalu. Ditambah dengan beberapa kali mampir makan ke resto itu di cabang Surabaya, beberapa kali berasa daging iganya kok jadi dikit dan agak alot apa mungkin karena pelanggan membludak atau emang dagingnya memang sedang agak beda.
Sampai kemudian dapat oleh-oleh iga penyet Warung Ipang dari Ibu mertua, pas saya makan pertama kali yang berkesan adalah astaga dagingnya empuk banget! Nggak butuh usaha ngoyo untuk menarik, memotong dan mengunyah daging iganya. Sambalnya yang pedas dan segar karena dicampur bawang goreng dan irisan mangga muda, padanan yang serasi untuk jadi teman nasi putih panas.
Gampang ditebak, setelah itu iga penyetnya Warung Ipang jadi favorit saya. Ya memang nggak bisa dibandingkan dengan warung iga penyet kenamaan lain yang lebih dulu berdiri dan terkenal, soalnya ya memang beda juga sih resep andalannya. Leko menggunakan sambal tomat terasi sementara Warung Ipang menyajikan iga penyetnya dengan sambal mangga. Sama-sama enaknya sih, oh ya FYI saya belum pernah nyoba makan di Tekko, katanya di resto iga yang ini ada menu iga dan otot penyet juga. Jadi pengen nyobain sih kapan-kapan, yah we’ll see.
Kalau makan diluar saya lebih suka makan di tempat ketimbang dibungkus, selain ga repot cuci piring juga nggak perlu beberes sampahnya. Makanya sempet craving beberapa minggu sebelum akhirnya bisa makan disini sekalian nonton How to Train Your Dragon sequel (because we do love animation movies so much!).
Setelah nggak sempet makan karena kerja ngebut dari pagi sampek siang agar bisa cus movie date, duduk di salah satu sofa empuknya warung Ipang di PTC ini langsung bikin kebetean-kebetean ngga penting karena laper menghilang. Haha! Iya saya tipe orang yang bisa bete-bete nggak penting karena laper 😀
Ups! Lupa bilang nggak perlu sedotan, padahal saya sudah bawa satu set metal straw di sling bag 🙁
Dan of course pesanan saya: iga penyet dengan sambal mangga, sambal paling pedas, nasi putih dan es teh tawar jumbo. Karena mendadak penasaran sama rasa tumis kangkungnya, saya juga nambahin pesenan tumis kangkung (pastinya saya sendiri yang makan karena cuma saya yang doyan :p).
Sementara suami yang belakangan mengeluh flu dan lebih nyaman makan makanan berkuah memilih asem-asem iga, teh tarik panas dan seporsi tahu goreng. Meskipun bolak-balik ke Warung Ipang dan memesan menu yang itu-itu saja tapi tidak bosan karena toh kami nggak sering makan diluar, saya sudah familiar dengan rasa iga penyetnya. Kadang pengin nyobain menu lain tapi kuatir habis makan menu baru malah jadi lebih pengen iga penyet haha 😀
Berhubung partner makan barengnya pesan menu yang beda, jadi pas banget dong bisa cicip-cicip tanpa harus mengorbankan momen makan iga penyet :p *ya maklum demi kesehatan financial bersama, makan diluar jarang dilakukan dan bukan sesuatu yang rutin, terutama ke resto*.
Asem-asem iga ini juga enak banget ternyata, sama enaknya kayak bikin sendiri. Saya seneng banget makan makanan yang rasanya sama atau lebih enak dari bikinan sendiri, maksudnya nggak pelit porsi dan nggak pelit bumbu. Ya kita beli kan karena pengen makan enak tapi malas atau nggak punya waktu bikin sendiri, ya ngga?
Aroma bumbunya kecium wangi deh asem-asem iga ini, kuahnya seger dengan irisan tomat hijau dan tasty. Iganya empuk banget, lebih empuk lagi daripada menu iga penyet saya. Potongannya juga gede, sepertinya iga dipresto ditengah-tengah proses memasak sehingga lembut banget dagingnya dan easy to eat. Tahu gorengnya… hmm biasa aja sih sama aja kok kayak tahu-tahu goreng pada umumnya baik beli ditempat lain atau bikin sendiri di rumah.
Cah kangkungnya juga enak dan nggak pelit bumbu, kerasa banget bawang putihnya jadi tumisnya gurih di lidah, sayang sih kayaknya pakai minyaknya kebanyakan jadi tumisnya berasa berminyak untuk ukuran saya. Secara rasa oke, sayang di kebanyakan minyak aja sepertinya. Karena saya lebih suka tumis kangkung yang cenderung kering dengan minyak sedikit dan lebih kering jadi rasa kangkungnya mirip dipanggang gitu.
Teman-teman suka menu iga juga ngga?
Kalau iya biasanya suka makan dimana?
Warung Ipang PTC
Open 10.00-21.00
PTC Mall, Surabaya Barat
4 Comments
Pengen nyobain iga penyet nyaaa, nanti kalau ke surabaya lagi aku coba dehh 😀
wah ditunggu review menurut Fizi ya 😀
Duh, enak banget iniii
iya enak banget 😀