Review: Starbucks Versi Botol 1 Liter, Sudah Layak Beli dari Rasa dan Harga?

Pandemi tidak memungkinkan kita untuk duduk-duduk menikmati suasana di coffee shop kesayangan. Namun saya salut pada tanggapan pemilik usaha terhadap kebutuhan customer. Trend minuman saat ini yang telah bergesar  ke kemasan besar karena kebanyakan dari kita lebih suka beli untuk sharing dengan keluarga di rumah. Ketika beberapa cafe mulai menjual versi 1 liter kopinya, Starbucks pun ikut serta turun dalam pasar kopi botolan 1 liter.

Turunnya Starbucks ke kemasan 1 liter sebenarnya cukup tidak biasa, mengingat Starbucks kemasan 1 liter sejauh yang saya tahu dari pertama kemunculannya di tahun 2020 hingga saat ini masih hanya ada di Indonesia.

Sebagai salah satu customer setia Starbucks, saya menyambut bagi keberadaan minuman versi 1 liter ini. Rasa kangen nongkrong di Starbucks cukup bisa terobati dengan beli minuman versi 1 liter untuk diminum beberapa hari dan kue-kuenya. Sejauh ini saya sudah mencoba beberapa rasa sih, jadi akan saya review per varian di bawah ini ya, reviewnya akan terus saya update jika ada rasa baru yang saya coba lagi =D

Creamy Vanilla Latte

Creamy vanilla latte ini adalah varian paling pertama yang pernah saya cobain. Rasa manis minuman ini dari sirup vanilla dan nggak dominan sih manisnya, lebih dominan rasa susu ketimbang rasa kopi dan vanillanya. Rasanya sama dengan vanilla latte versi gelas kok ya biasanya per gelas dibanderol seharga sekitar 40,000 an untuk tall size, jadi versi literan ini jelas lebih hemat kalau kamu suka dengan vanilla latte-nya Starbucks. Kalau saya pribadi nggak terlalu memfavoritkan rasa yang ini karena lebih suka rasa kopi yang deep dan pekat.

Karena campuran susu, jangan lupa untuk menghabiskan minuman ini maksimal 3 hari dari tanggal order ya, rawan mengalami perubahan rasa.

Emerald Green Tea Latte

Varian yang ini adalah varian kedua yang saya coba. Iyalah soalnya di awal adanya versi  Starbucks 1 botol, memang cuma ada Creamy vanilla latte dan Emerald green tea latte aja, baru deh setelah itu rasa-rasa yang beragam menyusul. Jadi sebenarnya saya juga penggemar green tea latte, terutama green tea latte-nya Starbucks. Pernah nyoba sih green tea latte di cafe-cafe lain tapi kalau nggak rasanya di bawah punya Starbucks, ya… enak tapi harganya bikin sedih hehe.

Makanya saya antusias untuk nyobain versi 1 liternya karena tiap saya beli Starbucks green tea latte size venti harganya berkisar antara 55,000-60,000 gitu maklum lah udah lama nggak nongkrong di Starbucks jadi lupa harga.

Begitu sampai dan nyobain, hmm menurut saya sih ya sama aja kayak green tea latte yang gelasan untuk rasanya. Hanya aja yang ini sedikit lebih kental, kalau mau diencerin bisa banget dikasih tambahan es batu sendiri. Untuk rasa creamy dan matchanya sama persis dengan versi gelas jadi kalau kamu suka yang versi gelas, sudah pasti akan suka dengan versi literannya juga.

Saya senang banget dengan green tea latte versi satu liter ini, menurut saya sih worth every penny ya… Bisa sharing sama suami karena dia juga suka green tea lattenya Starbucks. Dan gara-gara versi satu liter yang banyak ini, saya bisa minum green tea latte sambil makan mie instan pedes. Nggak tau ya menurut saya endeus banget makan makanan berkuah pedes nan guilty pleasure seperti mie instan dan aneka makanan aci-acian itu enak banget kalau ditemenin iced green tea latte. Tapi hal ini nyaris nggak pernah saya lakukan bareng green tea latte-nya Starbucks, sekalinya ya cuma berani 2-3 tegukan aja soalnya sayang banget minuman ini dijadiin pendamping makanan pedes haha.

Oh ya biasanya tiap gerai Starbucks rasanya bisa agak beda meskipun formula minumannya sama, terutama kopi-kopian, beberapa kali saya beli asian dolce latte dan caramel macchiato tapi rasanya nggak cocok. Makanya kalau udah nemu gerai yang cocok meracik dua minuman ini, saya suka bela-belain beli di gerai yang sama meskipun rada jauh dari rumah. Nah uniknya green tea latte adalah minuman yang menurut saya nyaris nggak pernah ada perbedaan besar antar gerai. Green tea latte adalah minuman aman yang layak order di gerai Starbucks manapun karena dari segi rasa biasanya sama-sama enak kok.

Best serve sama sih dengan creamy vanilla latte diatas, jangan lupa untuk menghabiskan minuman ini maksimal 3 hari dari tanggal order ya, rawan mengalami perubahan rasa.

Indonesian Hazelnut Dolce Latte

Nyobain sekali aja dan rupanya itu jadi pembelian saya yang pertama dan terakhir untuk varian ini. Karena rasanya manis sekali untuk saya dan agak mirip es dawet ayu gitu rasanya. Ada yang pernah atau suka makan es dawet? Ya mirip itu, rasa kopinya samar sekali. Cukup sekali dan nggak pengin mengulang rasa yang sama.

Smooth Cold Brew

Ini sih yang paling favorit buat saya. Tahu sendiri kan harga varian cold brew di Starbucks berapa? Cukup mahal dibanding dengan americano atau espresso. Jadi rasa kopinya deep banget udah jelas, karena kan ini kopi hitam tanpa adanya campuran apapun ya. Karena nggak ada campuran apapun, varian ini termasuk awet di dalam kulkas, 2 mingguan juga masih oke dan ngga berubah rasa kok. Harganya terhitung paling murah diantara varian lain, cuma 60-70,000 di aplikasi ojek online. Dan menawarkan kreasi tidak terbatas. Bisa dijadikan americano dengan ditambah air, bisa dijadikan latte tinggal nambah susu atau mau nambah saus karamel juga bisa kalau punya.

Saya sih sukanya cuma ditambah es batu doang cukup. Varian ini yang jujur paling sering saya beli, repurchase terus kalau pas ada budget untuk beli kopi. Bisa sih bikin cold brew sendiri di rumah, tapi entah kenapa rasanya tetep beda.

Daftar ini nanti akan saya update setelah saya nyobain varian lain lagi ya… berikut ini saya lampirkan video pas nyobain Starbucks versi 1 liter. Kalau kamu udah pernah nyobain rasa apa aja? Bisikin dong reviewnya…

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *